Kemeja
dirapihkan, pandangan penuh dengan tatapan kosong, terbayang sampai hal yang
paling kecil, detak jantung semakin kencang, keringat bercucuran, dengan
hembusan napas perlahan masih terasa, sepertinya susah untuk melupakan, ini kan
kemeja yang dipakai waktu akad nikah dengan euis, lima tahun yang lalu,
ditempelkan didada, terus di pakai terasa sesak dan tidak muat dibagian perut,
harus dipaksa menekan perut kedalam, pas mau masukin kancing baju, mungkin
selama ini aku bahagia karena ada yang ngurus, kalau Euis sepertinya tetap saja
malah makin kurus, sepertinya Kebaya merah muda yang dipakainya waktu itu masih
cukup, susah payah dan penuh perjuangan untuk mendapatkan cinta dari Euis,
bukan tidak ada persaingan, kalau saya perempuan saya akan memilih Aom, Kusuma
Atau Deden, sebenarnya saya tidak percaya, Euis mau nerima cinta saya,
Penyesalan karena saya teralalu cemburu, sekarang saya baru sadar ketika Euis
Minta cerai, makanya saya sengaja memakai kemeja putih ini, bukan untuk
mengenang masa lalu, tapi supaya hatinya luluh mau memaafkan segala kesalahan
saya, sesampainya di Kantor Pengadilan Agama, terlihat Euis sedang duduk manis
memakai Baju Kebaya Merah Muda.
(Kurang lebih seperti itu, terjemahan bahasa sunda ke bahasa
indonesia) yang di tulis oleh Agus Sugianto.
Dan kami mencoba Ikut
berpartisifasi menjadi peserta dalam sebuah Festival Film
Yang di selenggarakan oleh Fiksi
Mini Basa Sunda
cerita tersebut di ekranisasi
kedalam Film Pendek
Lihat Videonya
Agus Siganto dalam buku Kandaga Serat Rucita
Panitia Festival Film Fiksi Mini Basa Sunda ,Kandaga Serat Rucita, 2018: PT Dunia Pustaka Jaya
No comments:
Post a Comment