Tuesday, March 26, 2013

Falsafat Agama

Falsafat adalah merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani, kata Falsafat tersusun dari dua kata Philein dan shopos yang kemudian disebut dengan philoshophia : philein yang berarti cinta dan shopos berarti hikmat, kebijaksanaan (wisdom). Pada perkembangan selanjutnya kata Yunani philosophia tersebut diadaftasi ke dalam bahasa Arab oleh para pemikir muslim ketika terjadi kontak antara budaya Islam dengan budaya Yunani sehingga terjadi proses penterjemahan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab. Orang-orang Arab Islam memindahkan kata Yunani philosophia ke dalam bahasa mereka dengan menyesuaikan dengan tabiat susunan kata-kata Arab, yaitu falsafa dengan pola fa’lala, fa’lalah dan fi’lal. Dengan demikian kata benda dari kata kerja falsafa seharusnya falsafah dan filsaf.
            Dalam bahasa Indonesia banyak dipakai kata filsafat. Dan ini kelihatannya bukan berasal dari kata Arab falsafah dan bukan pula dari bahasa Inggris philosophy. Atau mungkin boleh jadi kata filsafat dalam bahasa Indonesia tersebut merupakan gabungan antara kata fil yang diambil dari kata yang terdapat dalam bahasa-bahasa Barat khususnya Inggris dan safah dari bahasa Arab karena dalam bahasa Indonesia terkenal banyak sekali istilah-istilah asing yang diadaftasi ke dalamnya khususnya kata-kata dari bahasa Ingris dan bahasa Arab. Di mana hal ini belum ada penjelasan lebih jauh dari para pakar bahasa sekalipun.
            Namun terlepas dari asal-usul peristilahan kata falsafah atau filsafat tersebut yang jelas keduanya memiliki arti diantaranya :
·         Pengetahuan tentang hikmah
·         Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar
·         Mencari kebenaran
·         Membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas
Sehingga inti sari dari falsafat tersebut adalah : “Berpikir menurut tata tertib logika dengan bebas (tidak terikat kepada tradisi, dogma dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.” Dengan demikian falsafat agama mengandung arti : “Berpikir tentang dasar-dasar agama menurut logika bebas”, yakni membahas dasar-dasar agama secara analitis dan kritis, dengan tujuan untuk menyatakan kebenaran ajaran-ajaran agama, atau sekurang-kurangnya untuk menjelaskan bahwa apa yang diajarkan oleh agama tidaklah mustahil dan bertentangan dengan logika. Sehingga dalam pembahasannya filsafat agama ini masih terikat dengan doktrin dan ajaran agama.

Monday, March 18, 2013

Pandangan Prof.Fazlurahman

Prof. Fazlurahman (1919-1988) adalah merupakan tokoh intelektual, pemikir dan, cendikiawan muslim modernis yang lahir di tengah-tengah tengah pergumulan ideologis antara golongan tradisional fundamentalis di satu pihak dengan golongan modernis di pihak lain, yang perbedaan-perbedaan pandangan di kalangan umat Islam Pakistan ini membawa konsekwensi yang jauh menjangkau tatkala negara Pakistan mulai mencari identitas Islamnya selaras dengan kehendak rakyat dan para arsiteknya.
Sejak kepindahannnya ke Chicago , karya-karya yang ditulisnya sejak 1970, telah mencakup hampir semua kajian Islam normatif ataupun historis sama dengan ketika ia masih berada di Pakistan. Hal ini dapat kita lihat misalnya dari karya-karyanya, yang seklaigus merupakan karya utamanya. Tiga karya utamanya tersebut adalah The Philosophy of Shadra (1975),Major Themes of Qur'an (1980), dan Islam and Modernity (1982).
Fazlurahman pada dasarnya ingin menyadarkan kaum muslimin dari keterlenaan mereka dalam memahami sumber-sumber doktrin ajaran Islamnya. Di ma ia mengajak kaum muslimin untuk dapat menghadapai masalah-masalah real yang ada dihadapan mata mereka, di mana masalah tersebut menuntut jawaban dan penyelesaian pada saat ini juga. Adapun jawaban jawaban yang harus diberikan dalam rangka menyikapi perkembangan dan perubahan zaman ini harus muncul dari relung hati nurani Islam itu sendiri, bukan mencoba menjiplak pola dan perilaku masa lampau kita.
Atau mencoba menghadirkan format-foramat penyelesaian dengan cara mengidealkan masa lampau dan lari dari kenyatanaan yang sedang dihadapi. Seperti yang banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Islam yang terjebak dalam kubangan formalisme yang seolah-oleh ingin menerapkan perilaku masa lampau secara apa adanya tanpa mengadakan rekonstruksi yang sistematis dalam konteks zaman yang senantiasa berubah. Namun selanjutnya apabila jawaban-jawaban yang tepat dan segar lahir dari lubuk hati nurani Islam kita, maka dalam hal ini kita telah menghidupkan kembali sunnah Nabi.Waallahu A'lam bishawab.

Artikel ini dikutip dari :
karya Fazlur Rahman yang berjudul Islamic Methodology in History, Central Institute of Islamic Research, Karachi, 1965 yang terjemahannya dalam edisi Indonesia berjudul Membuka Pintu Ijtihad diterjemahkan oleh Anas Mahyudin, Bandung, Pustaka, 1995.

Sunday, March 17, 2013

al-hallaj dalam sufisme


Nama lengkap al-Hallaj adalah Husein Ibn Mansur al-Hallaj yang lahir di Persia pada tahun 858 M dan kemudian menetap di Baghdad.
Ia adalah seorang sufi yang megajarkan faham hulul, yakni faham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk mengambil tempat di dalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada dalam tubuh itu dilenyapkan.
Pendapat orang mengenai al-Hallaj ini beragam sekali. Ada yang menganggap bahwa dia bukan seorang muslim, namun banyak juga yang menganggap bahwa dia sudah mencapai tingkat kesempurnaan sebagai manusia.
Pertanyaannya sering tidak dapat dipahami kebanyakan orang sehingga akhirnya ia dihukum mati dengan cara yang keji. Penulis sengaja jadikan dia sebagai contoh bahwa kalau jalan pikiran sesorang tidak dapat mengikuti jalan pikiran kebanyakan orang, maka orang itu akan diperlakukan tidak wajar. Bukan hanya ahli agama saja tetapi juga ahli ilmu pengetahuan dan ahli filsafat. Begitu pula dengan al-Hallaj, ia dihormati dan penemuannya dianggap penting ketika tokoh yang satu ini sudah meninggal.
Sekarang, setelah ilmu bahasa, tasawuf, ilmu komunikasi dan lain-lain berkembang,mulailah orang-orang mencari dan mentafsirkan apa yang dikatakannya.
Pernyataan Ana al- Haqq dikaji kembali. Pernyataan itu tidak seperti arti bahasanya yang sepintas lalu dapat diartikan sebagai pernyataan murtad dan lain-lain.
Tetapi suatu pernyataan dalam keadaan Мaltered states of consciousness yang berbeda dengan pernyataan dalam keadaan kita sehari-hari, akibatnya orang-orang yang menentangnya banyak, tetapi yang mendukungnya juga banyak.
Al-Hallaj adalah seorang prototipe yang sangat mencintai Tuhan.
Karena peryataannya yang terkenal itu, dia mula-mula dimasukan ke dalam penjara.
Pada malam prtama dia dipenjara, penjaga penjara mendatangi selnya tetapi mereka tidak dapat menemukannya di sana. Mereka mencarinya ke mana-mana di dalam penjara itu, tetapi tetap tidak dapat menemukannya.
Pada malam kedua para penjaga tidak dapat menemukan dia dan penjaranya.
Pada malam ketiga para penjaga baru menemukan dia di dalam penjara, jadi dua- duanya yakni al-Hallaj dan sel penjaranya dapat ditemukan.
Kemudian penjaga itupun menginterogasi al-Hallaj, di manakah kamu pada malam pertama, dan dimanakah kamu dan penjara pada malam kedua?mereka bertanya. Sekarang kedua-duanya kamu dan penjara muncul kembali, gejala apa ini?.
Al-Hallaj menjawab.
Pada malam pertama saya ada di kehadiran (Presence), karena itu saya tidak di sini.
Pada malam kedua kehadiran ada di sini, karena itu saya dan penjara tidak di sini.
Pada malam ketiga saya dikirimkan kembali, sehingga hukum dapat dipertahankan.
Kemarilah dan kerjakanlah tugasmu. Ketika al-Hallaj dipenjara di dalamnya ada 300 penghuni penjara. Malam itu dia berkata kepada mereka. МWahai penghuni penjara, inginkah kamu bebas? Mengapa anda tidak membebaskan diri anda sendiri? mereka menjawab. Saya adalah tahanan Tuhan. Saya adalah penjaga keselamatan jawabnya. Kalau saya menghendaki, dengan satu isyarat saya dapat melepaskan semua ikatan. Al-Hallaj memberi isyarat dengan jarinya, dan semua ikatan putus. Sekarang ke mana kita pergi ? Tanya penghuni penjara itu, pintu gerbang penjara dikunci, al-Hallaj memberi isyarat lagi dinding penjara terpecah. Sekarang pergilah dia berteriak. Apakah anda tidak pergi juga ? mereka berteriak. Tidak dia menjawab, saya punya satu rahasia dengan Dia yang tidak dapat dikatakan kecuali di tiang gantungan. Ke manakah orang-orang yang di penjara ini pergi ?, Tanya penjaga keesokan harinya. Aku membebaskan mereka,kata al-Hallaj. Kenapa kamu tidak pergi ?, mereka bertanya. Tuhan punya alasan menyesali aku, karena itu aku tidak pergi kata al-Hallaj. Demikian salah satu kisah dari sekian banyak ceritera luar biasa mengenai al-Hallaj.
Ceritera ini memberikan contoh lagi mengenai psychokinesis, atau mind over matter. Sebenarnya masih banyak lagi ceritera mengenai al- Hallaj ini.
untk lbh jelas silakan kunjungi philosophia
assanevic.blogspot.com

Friday, March 15, 2013

liburan yg panjang

Assalamualaikum, wr.wb, lama tak jumpa kawan :mrgreen:

sehubungan dngn kemarin ada yg sms menanyakan"kenapa blog ini jarang posting, apakah blog ini sudah bangkrut"

hahaha :-D saya akan menjawb nya, blog ini bukan bangkrut, tp ada sdkt ganggauan ilham dikarenakan si ilham tdk ada di rumah :lol:

maka dari itu mulai besok blog ini akan post tentang kajian islam

dalam rangka untk mengisi categori kajian islam yg msh sedikit

semoga si ilham bsk sudah pulang kerumahnya

demikian pemberitahuan yg dapat kami sampaikan atas perhatianya terimakasih, :-)

sampai jumpa di jam2 berikutnya 8-)
yX Media - Monetize your website traffic with us

Popular Posts

Entri Populer

Search This Blog